BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 25 November 2009

Jauhi seks bebas oke??

PENULARAN HIV dalam keluarga semakin meningkat. Untuk mencegah hal ini, perlu dilakukan langkah-langkah khusus.
Menurut dr HM Syafei MKes, cara yang pertama idealnya dilakukan dengan tidak melakukan hubungan seks bebas. Ibu-ibu dapat tertular melalui hubungan seks dari suami atau pasangannya yang tertular. “Kebanyakan suami tersebut adalah pelanggan wanita pekerja seks sehingga upaya itu dapat dilakukan dengan bersikap setia pada pasangan,” ujarnya.
Kenyataannya, bila terjadi hubungan seks bebas, harus menggunakan kondom. Itu memerlukan kesadaran bagi pria pelanggan wanita pekerja seks bahwa dampak yang ditimbulkan dapat berbuntut panjang dan bahkan merugikan keluarganya.
Cara kedua, bila seorang ibu telanjur tertular HIV, sebaiknya mengatur kehamilan agar bayi yang dikandung kelak tidak tertular dengan mengikuti KB yang tepat. Selain itu, konseling dan tes HIV sukarela untuk pasangan di klinik voluntary consulting test (VCT).
Cara ketiga, khusus untuk ibu hamil perlu dilakukan pemberian ARV, persalinan dengan seksio caesaria, serta susu formula pada bayi. Kendala yang dihadapi adalah ketersediaan ARV sesuai kebutuhan. Meski demikian, risiko medis tetap ada selama operasi akibat pelukaan jalan lahir, pelukaan pada janin, yang dapat menyebabkan penularan HIV. “Makanya perlu penanganan khusus,” jelasnya.
Mengenai pemberian ASI, harus tetap menghargai hak seorang ibu bila ia tetap ingin memberikan ASI kepada bayinya. Perlu diinformasikan pada ibu tersebut, pemberian ASI dapat meningkatkan risiko bayi tertular meningkat menjadi 5-20 persen. Perlu konseling oleh tenaga kesehatan kepada ibu mengenai alternatif pemberian susu formula ataupun makanan pada bayinya.
Cara keempat atau terakhir yaitu perawatan medis, dapat dilakukan dengan terapi pencegahan, terapi ARV, terapi infeksi oprtunistik, maupun terapi untuk menunjang kehidupan pada penderita yang sudah sampai stadium akhir. Dukungan psikologis dapat dilakukan dengan konseling, dukungan spiritual, pendampingan oleh tenaga kesehatan maupun orang terdekat, serta dukungan masyarakat. Sebaiknya tidak ada diskriminasi bagi ODHA dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka tetap dapat hidup dan terjamin hak asasinya.(*)

0 komentar: